
Wemori, TOHE.DESA.ID. Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Belu melakukan kunjungan kerja ke Raihat pada Selasa (04/02). Ketua Komisi II bersama rombongan yang tiba di Kantor Camat Raihat pada pukul 11.30 Wita diterima oleh Camat Raihat – Arther H. Rinmalae, SP bersama para Kepala Desa dan Tokoh Mayarakat di Ruang rapat Kantor Kecamatan Raihat.

Tujuan kunjungan kerja Ketua Komisi II bersama anggota tersebut untuk membahas masalah-masalah yang sedang terjadi terkait dengan perubahan iklim yang dampaknya dirasakan oleh seluruh masyarakat di Belu secara khusus pada sektor pertanian sehingga DPRD pada Komisi II pada kunjungan ini fokus bersama Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Belu untuk bersama-sama mendengarkan masalah yang dialami oleh petani di wilayah ini.
Ketua Komisi II DPRD Belu-Theodorus F. Seran Tefa mengungkapkan bahwa setelah mengikuti perkembangan-perkembangan yang sedang dirasakan secara keseluruhan oleh masyarakat terkait dengan perubahan iklim yang sangat memprihatinkan sehingga akan berpengaruh terhadap upaya peningkatan produksi petani sehingga kehadiran kami di tengah-tengah masyarakat untuk mendengar apa yang menjadi harapan masyarakat sehingga fungsi dari DPR untuk berkoordinasi dengan pemerintah untuk mengantisipasi ketika terjadi persoalan yang akan terjadi kedepan misalnya kelaparan. Selain itu Ketua Komisi II dari Fraksi Partai Golkar tersebut mengingatkan kepada para Kepala Desa, Tokoh Masyarakat dan stakeholder agar membantu masyarakat untuk memantau pasar karena momentum seperti ini bisa dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu untuk mendobrak pasar dengan tujuan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dan bisa merugikan masyarakat banyak dan kepada masyarakat beliau berpesan agar tidak gampang mengatasi kesulitan pada masa-masa ini dengan cara menjual tanah karena akan semakin menambah persoalan bagi masyarakat sendiri pada masa-masa yang akan datang.

Sementara itu pada sektor peternakan terkait dengan isu penyebaran virus ASF (African Swine Fever) hingga saat ini marak berkembang di Belu, Dinas Peternakan memastikan bahwa virus tersebut belum ada di wilayah ini sesuai dengan hasil laboratorium yang telah didapatkan (-) berdasarkan beberapa sampel yang diambil dan telah diperiksa. Oleh karena itu, kamatian pada ternak khususnya Babi lebih banyak disebabkan oleh penyakit yang disebabkan oleh kuman, parasit, bakteri, hokolera dan SE (Septichaemia Epizootica). Penyakit ini lazim terjadi pada cuaca yang extrem seperti saat ini sehingga untuk mengantisipasi kejadian tersebut pemerintah melalui Dinas Peternakan telah melakukan berbagai upaya pencegahan salah satunya dengan metode biosecurity yaitu pembersihan lingkungan peternakan dengan cara penyemprotan obat-obatan pada kandang-kandang masyarakat dengan tujuan menjaga kebersihan lingkungan sekitar. (Adm_Evo)
Tinggalkan Balasan